Silahkan dibagikanShare on whatsapp
Whatsapp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

“Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini, keriput tulang pipimu gambaran perjuangan, Bahumu yang dulu kekar legam terbakar matahari kini kurus dan terbungkuk, namun semangat tak pernah pudar meski langkahmu kadang gemetar kau tetap setia” salah satu lirik  dalam bait lagu yang diciptakan Ebid G. Ade

Ke ladang  adalah kegiatan karsito setiap harinya dalam masa tuanya. Lelaki 71 Tahun ini adalah  petani  yang dulunya  bertempat tinggal di lampung Tengah RI ( Rama Indra) tepatnya. Karsito merantau ke Purwo Kencono  diajak oleh tetangganya yang  sudah lebih dulu merantau dan membuka lahan di Purwokencono yang awalnya status lahan tersebut  milik pemerintah  atau lebih dikenal sebagai hutan lindung Register  38. Pasca reformasi 1998 kawasan  tersebut di buka oleh masyarakat yang datang dari berbagai  daerah.

Dari ajakan tetangga dan teman-temannya, pada Tahun 1999 maka Karsito dan 3 anaknya berangkat ke Purwo Kencono untuk bersama-sama dengan masyarakat yang lain membuka lahan yang masih dalam kondisi hutan belantara, sedangkan istrinya masih tinggal di RI Lampung Tengah untuk menjaga rumah dan ternak yang masih ada. Dalam pejalananya merantau di purwo kencono anak-anak tidak betah tinggal di purwo kencono dikarenakan suasana yang sepi, akses keluar sulit ditambah dengan kasus sengketa tanah yang tidak kunjung selesai dari pihak ahli waris. Akirnya sebagian lahan hasil bukaan anak-anaknya dijual  ke orang lain dan mereka sebagian merantau ke daerah lain dan sebaian pulang ke Rama Indra Lampung Tengah bersama ibunya, karsito bertahan dengan alasan:

 “sudah lelah dan capek jika harus merantau lagi, sedang umur sudah semakin tua” kata karsito!

Dalam  memperjuangkan hidupnya hingga saat ini karsito hidup sebatang kara di sebuah Gubuk yang dibuatnya sejak Tahun  2020. Memasak,  mengambil air untuk kebutuhan mandi cuci  juga sendiri. Hidup karsito sebagian bergantung dengan tetangga kanan kirinya, kadang ada yang mengirim makanan.begitulah kehidupan karsito dalam kesehariannya  sambil menghabiskan waktunya di ladang selaus ¼ ha sisa dari membuka hutan bersama dengan anak-anaknya kala itu.

Pada Tanggal 18 Juli  dan 12 September 2020 . Yabima Indonesia  bersama beberapa orang  team dari Desa Purwo Kencono Lampung Timur bersama-sama membagikan dukungan asupan gizi untuk para kelompok  Rentan. Salah satunya adalah mbah karsito. Hanya ucapan “ maturnuhun, mugi-mugi Gusti Allah engkang mbales kebaikan Yabima” ( Trimakasih, mudah-mudahan Tuhan Allah yang membalas kebaikan Yabima ) yang terucap dari mbah karsito.

Mbah Karsito adalah salah satu dari sekian banyak orang yang  juga dalam  keberadaan yang  membutuhkan uluran belas kasihan dari orang lain. Menyemangati, menjadi kawan untuk sedikit melegakan  bagi sesama  menjadi hal yang harus terus diperjuangkan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*