Silahkan dibagikanShare on whatsapp
Whatsapp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

“Mbak, pelatihan seperti ini selama seminggu kami betah, dua hari saja rasanya kurang, kami ingin meningkatkan pengetahuan dan pengalaman kami” ujar Citra, salah satu peserta pelatihan pemberdayaan ekonomi perempuan di Balai Kampung Rama Nirwana, Kecamatan Seputih Raman Lampung Tengah pada 14-15 Agustus 2020.

Pernyataan salah satu peserta tersebut menunjukkan betapa sebenarnya perempuan juga berharap memiliki akses dan kesempatan yang sama dalam mengembangkan potensi dirinya melalui pendidikan. Ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan masih menjadi sebuah realita di masyarakat, dan hal ini berdampak pada tingkat partisipasi perempuan dalam angkatan kerja yang juga rendah dibandingkan laki-laki. Apalagi dalam situasi pandemic Covid-19 saat ini, usaha-usaha produksi menjadi terganggu dengan pemberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar, barang-barang produksi tidak terdistribusikan dengan baik ke pasar, kemampuan daya beli masyarakat menjadi berkurang, dan dengan situasi seperti ini, maka beban perempuan menjadi meningkat. Dampak-dampak pandemic covid-19 perlu dikelola dengan baik sehingga tidak mengganggu hidup serta penghidupan masyarakat.

“Penting sekali untuk meningkatkan kesadaran kritis perempuan, dan lebih dari itu adalah kaum laki-laki. Budaya patriarki merupakan budaya yang dibentuk oleh laki-laki dan menjadi bangunan laki-laki, dimana perempuan di tempatkan sebagai sub-ordinasi di bawah laki-laki. Konstruksi-konstruksi sosial dari cara pandang budaya seperti ini bukannya tidak dapat dirubah. Siapa yang merubahnya? Apakah cukup oleh kaum perempuan? Tentunya tidak. Laki-laki pun perlu untuk ambil bagian dalam membangun budaya yang berkeadilan gender. Budaya dimana laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi-potensinya sebagai manusia yang bermartabat.” Ujar Ester Lestariningsih sebagai penanggung jawab kegiatan.

Hal ini lah yang melatarbelakangi Yabima Indonesia dalam kemitraan dengan Rutgers WPF Indonesia untuk mengadakan pelatihan pemberdayaan ekonomi perempuan. Melalui pelatihan ini diharapkan para perempuan dapat meningkatkan kesadaran kritis maupun memperkuat akses dalam sumberdaya ekonominya.

“Kami sangat mendukung pendidikan yang bertujuan untuk pemberdayaan bagi perempuan, karena tidak banyak ruang pendidikan yang bisa diakses oleh perempuan, terutama di Kampung. Semoga melalui peran serta Yabima dalam pemberdayaan perempuan di Kampung ini, para perempuan memiliki kepercayaan diri untuk terus mengembangkan potensinya dan suatu saat potensinya itu dapat digunakan untuk kebaikan bersama” ujar Bpk. I Gusti Nyoman Armawan, S.E., selaku Kepala Kampung Rama Nirwana ketika membuka pelatihan.

Kepala Kampung Rama Nirwana, I Gusti Nyoman Armawan, SE membuka acara

“Kalau pelatihannya begini bisa bikin kita awet muda bu, kita banyak terlibat dan metodenya tidak membosankan. Semoga para perampuan dapat terus semangat untuk mengembangkan diri demi kemajuan bersama.” ujar Ibu Eka Arina, Ketua PKK Rama Nirwana yang juga turut dalam mendampingi peserta selama dua hari pelatihan. Pelatihan yang dilaksanakan dengan menerapkan protocol pencegahan Covid -19 dan menggunakan pendekatan pendidikan orang dewasa ini, diikuti oleh 22 orang peserta perempuan dari perwakilan KWT dan PKK. Dalam pelatihan ini peserta diajak untuk memetakan potensi komunitas, memahami perempuan dan akses sumber daya komunitas, serta memetakan kekuatan dan peluang perempuan dalam pengembangan ekonomi berbasis komunitas. Selain itu peserta juga belajar bagaimana menjadi cerdas secara finansial yang disampaikan oleh Ibu Andri Astuti, S.E., Ms.Akt., dan juga praktek keterampilan anyaman tali kur yang difasilitasi oleh Pengrajin Oktina Kris Pancawati.

Perempuan, Bisa! Perempuan Hebat! Perempuan, yes yes yes!”

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*