Mereka asyik berlari-lari, bermain bersama, tanah yang berlumpur dan hujan gerimis tidak menghalangi gembira ria mereka. Jangankan hujan, tanah yang becek dan Sinabung yang terus batuk-batuk mengeluarkan awan panas dan erupsi selama berbulan-bulan tidak di hiraukan. Setidaknya saat ini adalah saat mereka bermain.
Anak-anak selalu menjadi korban terparah dalam setiap bencana. Daya tahan tubuh mereka yang lemah, apalagi telah beberapa bulan mereka berada dalam pengungsian. Hidup dalam ketegangan, sementara tempat tidur, kondisi cuaca tidaklah bersahabat. Tetapi, sepertinya Tuhan memberi sesuatu yang tidak dimiliki oleh orang dewasa. Mereka adalah anak-anak yang sekarang tinggal di Universitas Karo, Kabanjahe Sumatera Utara tidak untuk belajar, apalagi kuliah. Mereka di sana karena mengungsi, meninggalkan rumah, tempat bermain, tempat belajar dan menjalin kasih sayang bersama keluarga. “Entah kapan ini berakhir”, begitu kata orang tua mereka. Begitu juga kata tetangganya di sebelah tenda, kata penduduk yang berada di sekitar mereka, kata BPBD yang membuka posko, dan entah kata siapa lagi.
Bagi mereka, pertanyaan “entah kapan “ tidak mengganggu, setidaknya untuk saat ini. Akan lebih mengganggu jika kita melarang mereka bermain, memarahi mereka ketika asyik bermain. pertanyaa Kapan? Tidak keluar dari mulut mereka tetapi yang ada sekarang “Photo aku Bang, ”teriak mereka. Ok, siapa takut…
Bila ada diantara saudara/i yang ingin membantu dapat menghubungi Yabima Indonesia dengan no Telp. (0725) 42872.