Selasa, 14 Mei 2013 Yabima Indoesia mengadakan pelatihan pembuatan PPC dan Insectisida Nabati di Kelompok Koperasi Simpan Pinjam Margo Mukti Desa Rama Nirwana, Lampung Timur yang anggotanya juga berprofesi sebagai petani. Pelatihan tersebut difasilitatori oleh Pak Ayub dari Desa Way Areng Kecamatan Bumi Agung, Kabupaten Lampung Timur yang sudah menerapkan sistem pertanian organik. Pak Ayub juga berbagi ilmu pengetahuan tentang pertanian organik dengan kepada kelompok lain. Hasil yang ingin dicapai pada pelatihan ini adalah agar anggota kelompok paham dan mampu membuat sendri PPC dan insectisida dari bahan-bahan organik yang ada di sekitar lingkungan mereka.
Sistem pertanian organik pada saat ini masih terus diterapkan oleh petani di desa Rama Nirwana, Kabupaten Lampung Timur dalam bercocok tanam. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan ekosistem alam, memperbaiki kualitas tanah, meningkatkan produktifitas tanaman, meminimalisir biaya produksi bercocok tanam, dan meningkatkan pendapatan petani. Salah satu penerapan pertanian organik adalah penggunaan pupuk dan pestisida organik. Kegiatan dalam penggunaan pupuk dan pestisida organik diantaranya ada pembuatan Pupuk Pelengkp Cair (PPC) dan insectisida nabati. Pupuk cair terbuat dari exstrak pembusukan bahan-bahan organic yang banyak mengandung unsur hara NPK. Dengan mengexstrak bahan-bahan organik kita bisa mengambil seluruh nutrisi yang terkandung di dalamnya dan menyerap mikroorganisme seperti bakteri dan fungi, serta protozoa dan nematodoa. Demikian dengan Insectisida nabati juga dari pembusukan exstrak bahan-bahan organic yang berfungsi untuk mengendalikan hama pada tanaman.
Bahan yang digunakan pada pembuatan PPC adalah: 1) Urine sapi : 10 liter, 2) Bengle : 1,5 ons, 3) Daun salam : 2,5 ons, 4) Daun Mimba : 3 ons, 5) Gula merah : 1,5 kg, 6) Air debog pisang : 3 liter, 7) Jambu air/belimbing wuluh : 1,5 kg. Alat yang dibutuhkan adalah timbangan, lesung, ember, corong, dan jirigen. Cara membuatnya : 1) Semua bahan ditimbang sesuai dengan komposisi yang ditetapkan; 2) Bahan bengle, daun salam, daun mimba, gula merah dan jambu air dicampur dan ditumbuk sampai halus; 3) Bahan yang sudah halus dicampurkan dengan urine sapi dan dimasukkan ke dalam jirigen berwarna biru; 4) Jirigen ditempatkan ditempat yang sejuk, penempatannya menggunakan alas dengan ketinggian 20 cm dari atas tanah; 5) Fermentasi berlangsung 12-15 hari . Pada pembuatan insectisida nabati bahannya adalah: 1) Akar Ciremai : 1,5 ons, 2) Daun mimba : 3 kg, 4) Bengle : 1 ons, 5) Gadung : 2 kg, 6) Banyu leri/air cucian beras : 5 liter, 7) Urine Sapi : 15 liter. Alat yang dibutuhkan dalam proses pembuatan insectisida ini sama dengan alat pada pembuatan PPC, demikian dengan cara pembuatannya. Semua bahan dicampur dan ditumbuk sampai halus lalu dicampur dengan urine sapi lalu disimpan pada tempat yang sejuk serta difermentasikan selama 12 – 15 hari. Semakin lama fermentasi maka semakin bagus kualitas pupuk cair dan insectisida nabati tersebut pada saat diaplikasikan pada tanaman.
By: Praja
Ass.YABIMA yang terhormat,saya sangat senang sekali dengan pertanian berbasis organik,yg ingin sy tanyakan saya kan petani sayuran untuk pengolahan tanah pengennya cukup 1 th sekali tp bisa tanam 3 sp 4 kali tanam tanpa berubah bedengan.yg ingin sy tanyakan bisakan YABIMA memberikan solusi bagaimana caranya untuk membuat pencuci tanah.bahan apa saja yg digunakannya.tolong pencerahannya sekian dan terimaksih sucses untuk pertanian berbasis organik.Wassalam
O ya kalau ada bahan dan cara buatnya kirim ke Email.trimakasih
Tolong penjelasan detailnya soal sistem fermentasinya….aerob atau unaerob? Dan apakah menggunakan dekomposer atau tidak?….terimakasih kalau berkenan menjawab….salam organik
Kalau tidak salah penggunaan air cucian beras di samping unsur yg terkandung di dalamnya juga di jadikan sebagai fermentor ya?