Yabima Indonesia bekerja sama dengan IPPOL mengadakan studi banding ke Joglo Tani, Yogyakarta yang dilaksanakan tanggal 14-19 februari 2013 dengan 8 orang peserta yaitu Praja wiguna (Staff advokasi dan ormas Yabima Indonesia), Adi Cahyono (ketua IPPOL), Serun (negeri jemanten), saino (metro Kibang), Dwi yulianto (sukaraja 3), tarman (gunung agung), yulianto (jaya guna) dan ayub (donomulyo). Joglo tani didirikan secara resmi tanggal 19 Januari 2008 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X. Joglo tani bertujuan membantu petani menghadapi 6 tekanan yakni ekonomi, alam, sosial, budaya, global, dan kebijakan. Joglo Tani berupaya menjadi wadah pengembangan keahlian untuk petani padi, umbi-umbian, hingga pembudidaya ikan dan peternak unggas. Joglo Tani hingga saat ini telah berkembang menjadi pusat pelatihan pertanian terpadu, mulai dari hulu hingga hilir dan memberikan pelatihan kepada petani, baik pribadi, swadaya, maupun lewat kegiatan corporate social responsibility (CSR) perusahaan swasta dan BUMN. Dari pelatihan-pelatihan yang telah dilakukan peserta mencapai sekitar 1.000 orang peserta yang telah dilatih, selain memberikan pelatihan mengenai tata cara kelola dan kontrol sistem pertanian, Joglo Tani juga mengajari beberapa kelompok tani untuk membuat pupuk padat maupun cair. Pupuk tersebut digunakan sendiri oleh petani, bisa juga dijual dengan harga yang terjangkau pada petani di sekitarnya. Joglo Tani bersama para petani binaan kini telah mampu memproduksi pupuk cair sebanyak 10.000 liter per bulan dan dijual dengan harga Rp 25.000 per liter, sedangkan pupuk padat produksinya bisa mencapai 1 ton per bulan dan dijual Rp 600 per kilogram. Dari lahan seluas 5.000 m2 di Sleman Yogyakarta, Joglo Tani bukan hanya memanfaatkan untuk membuat pupuk saja, tapi juga mengembangkan peternakan ikan dan itik. Penghasilan dari bisnis Joglo Tani selalu dikembalikan kepada petani sebagai dana pengelolaan untuk mengembangkan pelatihan pertanian, sebab Joglo Tani kini sudah menjadi badan usaha milik desa. Selain melihat langsung pertanian, peternakan dan pusat pendidikan pertanian organik yang terpadu peserta studi banding diajarkan mengukur tingkat kesuburan tanah, proses pembuatan hormon dan pupuk cair organik, serta pemanfaatan bio gas kotoran ternak sapi untuk kompor dan lampu listrik. Studi banding ini juga upaya IPPOL untuk mendapatkan jaringan pertanian organik dari berbagai provinsi. IPPOL dan joglo tani memiliki kesamaan visi dan misi terkait pengembangan pertanian organik untuk kemandirian petani. Berdasarkan masukan dari joglo tani maka ada komitment dari IPPOL untuk membentuk pusat pelatihan pertanian organik yang sama seperti Joglo Tani di Lampung.