Partispasi setiap orang membangun masyarakat yang ramah terhadap anak-anak berkebutuhan khusus ditentukan dari pengenalan dan pemahaman mereka mengenai anak-anak berkebutuhan khusus. Pada Sabtu, 19 Juni 2021 yang lalu kegiatan sosialisasi hak-hak anak berkebutuhan khusus lebih menekankan terhadap orang disabilitas maka Sabtu ini sosialisasi berfokus pada Orang Dengan Gangguan Jiwa atau ODGJ. Masih dalam rangkaian output yang sama bahwa sosialisasi ini bagian dari penyadartahuan masyarakat terhadap orang-orang berkebutuhan khusus berkaitan dengan kondisi pandemi. Yabima Indonesia dan Pemerintah Kampung Rama Nirwana memandang penting karena masyarakat luas perlu menyadari dan bertanggungjawab melindungi hak-hak anak berkebutuhan khusus maupun ODGJ. Mereka adalah kelompok yang sangat rentan dalam situasi bencana pandemic ini.
Masih bersama Ibu Widiyatningsih dari SLB Wiyata Dharma Kota Metro, sosialisasi ini diikuti oleh kelompok ibu-ibu PKK maupun kader kesehatan desa. Ada 15 orang yang mengikuti sosialisasi ini. Beliau menjelaskan bahwa ODGJ adalah orang yang mengalami gangguan pikiran, perilaku dan perasaaan. Gangguan ini dapat menyebabkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi sebagai manusia. Penerimaan masyarakat terhadap mereka merupakan bentuk empati sosial yang tujuan utamanya adalah menolong mereka agar dapat menjalankan fungsi sebagai manusia. Penerimaan mereka sebagai manusia sangat membantu mereka dalam pemulihannya sebagai manusia.
Harapan besar dari Yabima Indonesia adalah agar para pihak di desa Rama Nirwana ini dapat mengembangkan model pendampingan anak berkebutuhan khusus maupun Orang Dengan Gangguan Jiwa. Bahkan Ibu Wiwit memberikan saran kepada para peserta, dan pihak pemerintah desa tentunya, dalam rangka pendampingan terhadap ODGJ ini dapat bekerjasama dengan berbagai pihak, terutama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Merekalah yang memiliki sarana pendukung, salah satunya adalah obat-obatan, yang dapat membantu pendamping ODGJ dalam merawat mereka.
Pada kesempatan ini pula, Ibu Wiwit menyampaikan pengaruh gadget berkaitan dengan pengaruh pada fisik dan mental anak. “Ada bentuk gangguan yang dewasa ini cukup menghantui perkembangan karakter dan mental. Yaitu gangguan yang disebabkan oleh gawai atau gadget. Ini masuk dalam bentuk gangguan komunikasi”. Untuk itu peran orang tua, dalam hal ini, sangat penting menjadi model. Kemampuan meniru manusia dimulai dari keluarga. Orang tua adalah model terbaik bagi anak.