Perubahan iklim yang terjadi saat ini merupakan salah bentuk tantangan lain, selain dari dampak dan akibat dari kebijakan revolusi hijau di Indonesia (periode 1990-an), yang dihadapi petani. Perubahan iklim telah mengakibatkan terjadi pergeseran musim. Revolusi Hijau pada jaman orde baru ini ditandai dengan gerakan panca usaha tani yaitu :
- Varietas berproduksi tinggi
- Tanggap penggunaan pupuk
- Perlindungan tanaman secara intensif
- Pengairan atau irigasi
- Kredit Usaha Tani
Perubahan ini berakibat pada pola perubahan perilaku petani dalam usaha pertaniannya. Tak sedikit dari mereka pun menggeser waktu tanamnnya. Perubahan iklim yang berakibat pada pergeseran musim ini mengancam hasil panen. Dan, secara ekonomis mempengaruhi pendapatan keluarga petani.
YABIMA INDONESIA akan mengadakan Seminar dan Diskusi tentang Perubahan Iklim dan dampaknya terhadap petani pada 29 dan 30 Juli 2019. Kegiatan yang bertempat di Wisma Centrum ini mengundang 8 Kelompok Tani sebagai Kawan Yabima, Klasis-Klasis di lingkup Sinode GKSBS dan juga penggerak dan pertanian organik. Sedangkan sebagai nara sumber pada seminar akan diisi oleh pihak BMKG Lampung, Aliansi Organik Indonesia (AOI) dan praktisi pertanian organik.
Kegiatan selama dua hari ini akan meraih capaian untuk membekali para petani mengenai berbagai informasi pengaruh perubahan iklim terhadap pengaruh hasil pertanian dan juga merefleksikan serta praktek membaca musim dalam usaha pertanian.
SILA UNDUH TOR —–> KLIK DI SINI