GKSBS Seputih Mataram mengadakan pelatihan budidaya lele dengan sistem bioflok sebagai program kerja bidang sosial ekonomi jemaat. Pelatihan ini digelar pada tanggal 12 Juli 2019 di Varia Agung, Seputih Mataram, Lampung Tengah. Sebagai fasilitator, mereka mengundang YABIMA Indonesia dan Bpk. Sugeng, seorang pengajar di SMK 4 Metro, untuk dapat memfasilitasi pelatihan ini.
Pelatihan ini diikuti oleh 20 orang yang terdiri dari kelompok tani Harapan Sehat dan juga anggota jemaat GKSBS Seputih Mataram. Dalam pengantarnya, Majelis menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari program sosial ekonomi jemaat yang ada di GKSBS Seputih Mataram yang tentu saja bisa dikerjasamakan dengan Yabima karena di Yabima ada program tentang Ekologis.
Bapak Sugeng sebagai praktisi budidaya lele dengan bioflok ini telah mempraktekan bioflok di sekolah tempat beliau mengajar, yaitu di SMK 4 Metro. Tentu saja pengalaman beliau akan sangat membantu kelompok tani yang lain yang ingin juga beternak lele secara bioflok.
Pengertian bioflok sendiri adalah berasal dari kata bio yang berarti kehidupan dan floc yang berarti gumpalan. Sehingga bioflok dapat didefinisikan sebagai bahan organik hidup yang menyatu menjadi gumpalan-gumpalan. Gumpalan-gumpalan ini yang selanjutnya akan menjadi makanan untuk lele. Bagaimana bisa bioflok ini menjadi rangsum bagi lele yang kita pelihara? Tentu saja bisa karena limbah yang ada akan bercampur dengan mikroorganisme cair seperti bakteri, fungi, algae, protozoa, nematoda, dan lain sebagainya. Dari mana mikroorganisme ini muncul? Yaitu dengan memberikan kultur bakteri nonpathogen (probiotik) dan memasang aeratoer yang akan menyuplai oksigen serta mengaduk kolam. Jadi dalam sistem bioflok ini intinya adalah mengubah nitrogen anorganik dalam kolam menjadi nitrogen organik dan berfungsi menjadi makanan bagi ikan lele itu sendiri. Untuk itulah metode bioflok ini disebut-sebut dapat mengurangi suplai makanan yang harus diberikan hingga 20%, jika diikuti secara benar dan maksimal.
Untuk kolam ikan lele, pada umumnya dibuat dengan bentuk bulat dan dari terpal. cara ini lebih efisien dalam biaya pembuatannya. Jika kolam sudah kita siapkan maka selanjutnya adalah mempersiapkan air untuk pembesaran lele. Masukan air dengan ketinggian kira-kira 80-100 cm. Di hari ke dua, masukan probiotik 5ml/m3. Hari ketiga masukan prebiotik : molase 250 ml/m3, pada malam harinya taburkan dolomite 150/200g/m3. Setelah semuanya tercampur, diamkan media pembesaran lele selama 7 hingga 10 hari. Baru di hari ke 11 lakukan penebaran benih ikan lele.
Budidaya Lele dengan sistem Bioflok
link : Bertaniorganik.com dan bulelengkab.go.id