
Pada kegiatan semiloka yang diselenggarakan oleh YABIMA dan berlangsung selama 2 hari (link tulisan pertama) tentang Iklim dan pertanian organik, juga difasilitasi oleh teman-teman dari Aliansi Organis Indonesia (AOI) untuk pembiakan jamur tricodherma. Memang prinsip organis adalah bersahabat dengan alam untuk menciptakan pangan sehat dan petani yang berdaulat. Sudah dijelaskan pada tulisan pertama bahwa bertani organik juga pada dasarnya menghindari zat-zat dan bahan-bahan kimia sintetis. Bertani organik juga selalu mengasah kreatifitas sekaligus bersahabat dengan alam, karena dari alamlah semua kebutuhan dalam proses berbudidaya ini dilakukan dan didapatkan.
Kreatifitas berbudi daya organik adalah mengenai pembuatan Pupuk Organik Padat (POP), Pupuk Organik Cair (POC), kemudian insektisida alami untuk mengendalikan serangga yang merugikan, juga perangsang tumbuh untuk tanaman yang juga bahan-bahannya diambil dari alam. Kemudian buah mengkudu yang ada di sekitar bisa digunakan sebagai Natural Growth Promotor atau NGP. Pembuatan NGP dari buah mengkudu adalah dengan cara memfermentasi buah mengkudu atau pace. campur buah mengkudu dengan gula kira-kira 2kg mengkudu dengan 1 kg gula putih. Kemudian difermentasi 15 hari (semakin lama semakin baik). Hasil fermentasi ini bagus untuk nutrisi tanaman mupun ternak. Salah satu contoh lagi adalah penggunaan jamur tricodherma untuk pengendali hama sekaligus nutrisi tanaman.
MENUMBUHKAN TRICODHERMA
Cara sederhana untuk menumbuhkan jamur adalah membuat lobang di bawah pohon bambu kemudian diisi dengan nasi. biarkan beberapa hari sampai nasi tersebut ditumbuhi oleh jamur. Jamur yang tumbuh ini akan memiliki berbagai macam dan warna. ada yang berwarna hijau, putih, merah, kuning dan hitam. Jamur yang berwarna hijau ini bagus sebagai agency hayati yang akan mengendalikan dan mencegah penyakit vusarium, pitium, layu bakteri, busuk pada pangkal batang padi, dsb. Juga bagus untuk tanaman buah seperti tomat, cabai, terong dan sebagainya. Jadi jamur tricodherma ini pada dasarnya berfungsi sebagai parasitoid yang mencegah jamur atau bakteri jahat seperti vusarium.
GO ORGANIK BAPAK FAUZI AMIRULLAH
Dari pengalaman Bapak Fauzi, seorang petani di Banyumas yang sudah go organic sejak 2012, para peserta pelatihan ini dibekali pengalaman dalam berbudidaya secara organik. Pengalaman beliau tidak langsung Go Organik dari petani konvensional. Pada tahun 2009 beliau masih menjadi petani konvensional yang beliau refleksikan sebagai petani robot, karena ketergantungannya pada pupuk sintetis yang tidak bisa dibuatnya sendiri. kemudian tahun 2010 beliau mulai bertani organik walaupun masih menggunakan kimia sintetis dengan dosis yang dikurangi. Pada tahun 2011, kimia sintetis yang beliau pakai semakin dikurangi dan pada akhirnya pada tahun 2012 Bapak Fauzi ini sudah 100% go organic.
Bertani organik, menurut Pak Fauzi, adalah juga tentang mengembangkan kreatifitas untuk menggunakan apa saja yang ada di alam ini. Setelah beliau go organik pada tahun 2012 itu, proses bertani beliau selalu menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar sebagai pupuk maupun nutrisi. misalnya untuk Pupuk Organik Cair (POC) beliau menggunakan bahan 100 liter urine sapi yang dicampur dengan empon-empon seperti jahe, kunyit, lengkuas, masing-masing 1kg kemudian ditambahkan 1 kg gula merah, campurkan juga cacahan batang pisang (gedebog) dan bila ada tambahkan 10 liter air kelapa. Semua bahan ini dicampur dan ditutup rapat dalam sebuah wadah selama minimal 20 hari. Aplikasikan POC ini 1 gelas per tangki semprot untuk mengendalikan tikus dan wereng. Karena hasil fermentasi ini berguna sebagai pupuk organik dan juga pestisida organik.

Dalam hal Pupuk Organik Padat atau POP, Pak Fauzi menggunakan sekam dan batang pisang juga. Intinya adalah semakin banyak campuran dan lama fermentasi maka semakin baik. Itu yang beliau ingatkan kepada seluruh peserta. Pak Fauzi sendiri menggunakan 300kg sekam lapuk, kira-kira 100kg batang pisang, tanah humus 50kg, bekatul 50kg, dicampurkan dan difermentasi hingga selesai. Berikutnya beliau memasukkan jamur tricodherma ke dalam fermentasi tersebut untuk kemudian melanjutkan fermentasi hingga 7 hari lagi. Pupuk ini sangat ampuh untuk mengendalikan cendawan yang berasal dari tanah dan juga menyuburkan tanah tentunya. Pokonya, petani harus kreatif dan menggunakan bahan-bahan alam yang ada disekitar saja. misalnya menanam pisang di sekitar sawah agar batang pisang tidak terlalu jauh dan menjamin ketersediaan. Bahkan pohon pisang itu akan semakin baik jika dipupuk menggunakan jerami padi, asal tidak mengenai bonggol pisang secara langsung.
PEMBIAKAN TRICODHERMA
Pada sesi selanjutnya, peserta semiloka ini diajak praktek langsung pembiakan jamur tricodherma ini. Masih difasilitasi oleh AOI, kali ini bapak Triyono yang juga berasal dari Banyumas, Jawa Tengah memperkenalkan kegunaan humus dalam tanah. eksperimen sederhananya adalah menggunakan botol air mineral yang dipotong kemudian memasukkan 2 macam campuran tanah ke masing-masing botol. campuran tanah yang pertama yang tidak ada humus atau kompos, sedangkan campuran tanah kedua mengandung kompos. Kedua botol berisi campuran tanah ini kemudian dituangkan air. mana yang lebih cepat menetes?

Pada proses pembiakan tricodherma, hal yang ditekankan oleh Bpk. Triyono adalah tentang kesterilan alat dan badan. sterilisasi bisa menggunakan alkohol. kemudian bisa digunakan kardus dan lilin untuk dijadikan semacam laboratorium sederhana. Sedangkan media pembiakan adalah beras yang dikukus lalu dimasukkan ke dalam plastik dan kemudian dikukus lagi. Berulah media ini siap untuk dijadikan tepat pembiakan tricodherma.

Pak Triyono berinteraksi dengan peserta mahasiswa dari STAK MArturia Yogayakarta Kardus, alkohol, media beras, dan lilin
MEMBUAT PERANGSANG TUMBUH ALAMI
- Ambil segenggam putri malu atau akar bambu atau rumput teki
- Tumbuk dan masukkan dalam segelas air dingin matang lalu diamkan selama 3 hari.
- Siapkan 1 kg bekatul, 1 kg gula dan terasi secukupnya.
- campurkan semua bahan ini dalam campuran putri malu tersebut
- Rebus sampai mendidih dan diamkan sampai menjadi dingin.
- Siap digunakan sebagai perangsang tumbuh
Sebagai penutup, Pak Triyono mengingatkan kepada semua peserta untuk lakukan saja dan bangun kreatifitas. Jangan sungkan untuk meniru dari teman lain yang sudah berhasil. Lihat pada tanaman yang dipelihara, karena tanamanlah yang akan “berbicara” kepada kita.
DENGAN MENDENGAR KITA INGAT, DENGAN MELAKUKAN KITA HAFAL DAN DENGAN MENEMUKAN KITA MENGUASAI.