Silahkan dibagikanShare on whatsapp
Whatsapp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

Yayasan Bimbingan Mandiri (Yabima) Indonesia pada 28 Oktober 2015 genap berusia 26 tahun.  Di usianya yang  ke-26, lembaga yang lahir dari Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS) ini telah melewati banyak hal dalam perjalanannya.  Pencarian jati diri, kiprah dan pergeseran paradigma pelayanan menjadi bagian dari sejarah lembaga ini.

DSCN2908Selama perjalanan tersebut, berbagai pengalaman, baik keberhasilan maupun kegagalan dalam menjalankan visi-misinya tak lepas dari pengaruh dan dukungan semua pihak; baik yang berasal dari dalam lembaga sendiri maupun yang datang dari luar lembaga seperti mitra kerja dan kelompok-kelompok swadaya masyarakat di berbagai daerah.  Semua ikut berperan membentuk karakter dan jati diri Yabima Indonesia hingga bisa mengukir sejarah perjalanan kehidupan lembaga ini sebagai pelayan masyarakat bagi yang membutuhkan.

Namun demikian, masih banyak dari warga masyarakat dan Jemaat GKSBS yang bertanya-tanya apa Yabima itu, apa peranannya di masyarakat maupun di Jemaat, dan lain-lain.  Padahal Yabima Indonesia sendiri sudah berumur 26 tahun.  Sebenarnya jika direnungkan dan direfleksikan, semua pertanyaan itu bisa dijawab dari berbagai perspektif.

Untuk meberikan pencerahan dan merefleksikan keberadaan kepada khalayak di usianya yang ke-26 tahun ini, kiranya menjadi penting bagi Yabima Indonesia untuk mempublikasikan dan mendokumentasikan berbagai bentuk pelayanannya.  Hal ini bisa dilakukan dalam bentuk visualisasi untuk menggambarkan perjalanan panjang Yabima Indonesia, juga hal yang masih perlu diperbaiki ke depan, dilakukan dalam bentuk Workhop dengan melibatkan beberapa stakeholder.

Kegiatan workshop dan galery expo dalam rangka ulang tahun Yabima Indonesia yang ke-26 diadakan di Wisma Centrum GKSBS, Metro, 30 November 20DSCN265815 dengan beberapa tujuan, yaitu:

  1. Publikasi kepada khalayak tentang Pelayanan Yabima Indonesia
  2. Mendokumentasikan fase-fase perjalanan Yabima Indonesia sebagai LSM/NGO guna mendapatkan refleksi dan isspirasi bagi perjalanan ke depan
  3. Menghimpun pendapat dari berbagai kalangan mengenai kiprah Yabima Indonesia di masyarakat

Dalam kegiatan tersebut, diadakan diskusi dan curah pendapat.  Juga ada bazaar produk-produk dari kelompok dampingan, seperti beras organik, sayur patcoy organik, pestisida nabati, jahe instan, madu, dll.

Ada beberapa narasumber yang hadir, yaitu:

  1. Pdt. Slamet Raharjo, Pengurus Yabima 1994-1999.  Beliau menyampaikan awal sejarah lahirnya Yabima dan pelayanannya sampai tahun 1999.
  2. Pdt. Riyadi Basuki, Pengurus Yabima 2000-2011.  Beliau menyampaikan apa saja yang terjadi dan dilakukan Yabima pad periode tersebut.
  3. Herza Yulianto, LSM-NGO Mitra Bentala Bandarlampung.  Beliau menyampaikan pergerakan NGO saat ini, termasuk lembaganya sendiri
  4. Bpk. Sucipto Basuki, kelompok Avis Indica-Melaris.  Beliau berbagi pengalaman soal kelompok-kelompok di seputaran Melaris yang didampingi oleh Yabima, khususnya kelompok Avis Indica yang beternak lebah madu.
  5. Bpk. Ponijan, kelompok dari Bumiayu-Sukadala, Lamtim.  Beliau juga berbagi cerita pengalaman berkelompok yang juga bermitra dan didDSCN2753ampingi oleh Yabima.
  6. Bpk. Suroto, kelompok dari Purwokencono.  Beliau juga berbagi cerita pengalaman berkelompok di Purwokencono yang didampingi oleh Yabima di desa Purwokencono yang banyak membantu dalam bidang ternak dan pertanian (padi) organik

Selain itu, Yabima juga mengundang dan hadir dari utusan-utusan kelompok tani di Lampung Timur, Tulang Bawang, dan Lampung Tengah, beberapa koperasi, organisasi petani (PPMWS, IPPOL, dan Sukakeswan).  Juga hadir dari mitra/jaringan kerja, seperti pihak pemerintah, yaitu PPL (petugas penyuluh lapang) desa Purwokencono, Lamtim dan mitra Kerk in actie

DSCN2826DSCN2850DSCN2868DSCN2727DSCN2674DSCN2730DSCN2865DSCN2675

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*