Silahkan dibagikanShare on whatsapp
Whatsapp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter

New Picture“Hati Kecil Saya mengatakan, jangan ikut dalam kekerasan”
Suasana jalan sangat sepi. Itu yang dirasakan penulis ketika melewati jalan sepanjang 7 Km dari Simpang Bumi Nabung Rumbia, menuju Bumi Nabung Ilir. Tidak ada warung yang buka, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Pintu dari Rumah-rumah penduduk lebih banyak tertutup. Beberapa orang laki-laki terlihat berkumpul di depan rumah-rumah mereka. Jalan inilah yang dilewati, sekitar pukul 2.30 wib pagi tadi oleh 4 truk dan beberapa mobil yang lain beserta motor- motor massa yang hendak masuk ke Desa Bumi Nabung Ilir. (Satu lagi jalan masuk yang dilewati rombongan massa adalah dari Desa Sri Kencana 5 Km dari Rumbia kearah Gaya Baru). Sebelum masuk ke Desa Bumi Nabung Ilir, Rombongan masa tersebut melewati Desa Bumi Nabung Baru yang berbatasan dengan Bumi Nabung Ilir.
Ketika Penulis sampai di desa Bumi Nabung Baru, Penulis menjumpai salah seorang warga GKSBS yang tinggal tidak jauh dari perbatasan dengan Bumi Nabung Ilir. Di Desa ini Pak Hardo warga GKSBS Seputih Surabaya tinggal. Beliau bercerita bahwa ketika mengetahui desanya akan dilewati rombongan masa yang besar, Pak Hardo dan kawan-kawan berjaga-jaga. Mereka mengantisipasi segala kemungkinan-kemungkinan. Di tengah suasana yang rusuh tersebut, banyak terjadi hal-hal yang dapat menyulut emosi termasuk di dalam kelompok Pak Hardo. Ada pengendara sepeda motor yang dipacu kencang, mencoba menabrakan diri ke arah mereka. Mencoba menyulut emosi mereka. Ada juga yang berteriak-teriak memancing reaksi, agar rombongan Pak Hardo ikut terlibat kekerasan yang ada di Bumi Nabung Ilir. “Syukurlah, hati kecil saya masih mengatakan jangan terlibat dalam kekerasan”, begitu kata beliau. “Banyak alasan untuk terlibat, tetapi saya mencoba untuk menenangkan diri dan menenangkan kawan-kawan” lanjut Pak Hardo yang pernah mengikuti Pelatihan Peace Building ini. Sikap Pak Hardo ini disetujui oleh salah seorang aparat Kecamatan Rumbia yang mengatakan”, Menenangkan diri adalah satu kemenangan, khususnya dalam situasi (konflik) seperti ini”.
Hari ini Bumi Nabung ilir mengalami konflik sesama penduduk yang bernuansa etnis. Saling menyerang antar kelompok Dusun Kampung Tua dan Dusun Ponorogo akibat persoalan perbatasan tanah yang merembet menjadi pengerahan masa dari luar desa. Konflik kekerasan berakhir pukul 5 pagi dan desa ini sekarang di duduki oleh pihak keamanan. Puluhan kepala keluarga dari dusun Ponorogo mengungsi di keluarga-keluarga di sekitar Rumbia. Beberapa rumah rusak dan warga terluka ditemukan di Dusun Kampung Tua dan Dusun Ponorogo. Namun syukur, tidak ada korban jiwa.
Oleh Pdt. Erik T Purba

 

3 Replies to “Dibalik Kerusuhan di Bumi Nabung Ilir”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*