Yayasan Bimbingan Mandiri (YABIMA) Metro, bekerja sama dengan Ikatan Pelopor Pertanian Organik (IPPOL) menyelenggarakan “Temu Tani Pertanian Organik Lampung” dengan tema ” Petani Mandiri, Petani Sejahtera” yang diselenggarakan di Wisma Centrum Sinode GKSBS, Metro pada tanggal 30 januari 2013 yang dihadiri 25 orang petani yang berasal dari berbagai wilayah di kabupaten lampung tengah, lampung timur, dan kota metro. Dalam pertemuan ini IPPOL mengajak petani untuk menerapkan pola pertanian organik yang belum organik dan meningkatkan pengetahuan sarana dan prasarana pertanian organik yang sudah berjalan, khususnya pada tanaman jenis padi untuk menghasilkan padi yang berkualitas dan produksi yang tinggi sehingga memperoleh harga yang tinggi.
IPPOL meyakinkan bahwa melalui pertanian organic petani memiliki peluang usaha untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan, kemandirian dalam hal membuat sarana pertanian ( pupuk dan pestisida organic) menggunakan bahan-bahan yang sudah ada di lingkungan sekitar petani. Untuk standar harga jual beras organik yang ditetapkan IPPOL dengan harga terendah Rp 10.000,-/kg dan ada pemisahan pemilahan harga di luar harga standar, ada Rp 500,-/kg untuk organisasi IPPOL, dan Rp 1.000,-/kg untuk kelompok tani, jadi petani dapat menjual beras organic dengan harga minimum Rp 11.500,-/kg bahkan lebih dan apabila terjadi kenaikan harga beras, maka ditetapkan akan mengalami kenaikan antara Rp 2.000,- sampai dengan Rp 4.000,- yang menjadi standar selisih dari harga beras pada umumnya. IPPOL juga mencanangkan penanaman padi apung untuk memanfaatkan lahan rawa atau lahan-lahan yang secara geografis tergenang air dan para peserta juga berbagi pengalaman dan ilmu dalam bertani organik, salah satunya pembuatan pupuk dan pestisida organik. Saat ini IPPOL menyediakan produk dalam stock cukup dengan kualitas standar IPPOL berupa pupuk padat, pupuk pelengkap cair (PPC), racun pengusir tikus, hormon pertumbuhan, benih padi, dan pencuci tanah.
Pada Pertemuan ini juga mengundang dua narasumber akademisi dari Universitas Lampung untuk memberikan materi tentang Relevansi Pertanian Organic ditinjau dari aspek budidaya, ekonomi, dan keberlanjutan pertanian yang disampaikan oleh Dr.Ir.Sungkono,MP dan juga tentang Membangun Gerakan Petani di Lampung oleh Bapak Hartoyo. Pak sungkono mengatakan dalam bertani organik aspek budidaya dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah iklim, kesuburan tanah, dan hama/penyakit, sedangkan dari aspek ekonomi bertani organik itu murah karena memanfaatkan bahan-bahan yang sudah ada di alam.
Peralihan dari system pertanian konvensional menjadi system pertanian organik membutuhkan 8 tahap kali tanam atau membutuhkan waktu 4 tahun dengan syarat tidak memakai bahan-bahan kimia. Penerapan pola pertanian organik ini akan menjaga keseimbangan ekosistem menjadi tetap baik dan menjaga kesuburan tanah. Menurut pak Hartoyo IPPOL sebagai organisasi serta anggotanya dan juga petani harus mempunyai persamaan pandangan dalam bentuk visi, misi, dan tujuan bersama menciptakan kelompok-kelompok tani untuk bersatu dan memperkuat organisasi tani dalam pertanian organik. IPPOL sebaiknya terus berperan sebagai organisasi pemasaran, agar petani dapat memperoleh harga yang tinggi dan adil dalam memasarkan produk mereka. Beliau juga mengatakan bahwa beliau sudah menjadi konsumen aktif beras organik karena beras organik lebih tahan bila disimpan dalam penghangat nasi.