Kamis, 18 November 2010 | 11:53 WIB
Oki Hajiansyah Wahab, Pembaca Tribun Lampung
RIBUAN warga Moro-Moro yang tergabung dalam Persatuan Petani Moro-Moro Way Serdang (PPMWS) menggelar doa bersama lintas agama Rabu (17/11) sore. Kegiatan bertema “Selamatkan Moro-Moro” yang digelar di Lapangan Pasar Dusun Moroseneng ini diikuti oleh ribuan umat Islam, Kristen, dan Hindu yang ada di Moro-Moro.
Prayitno (42), tokoh agama di Moro-Moro menuturkan, kegiatan ini digagas oleh para tokoh agama yang ada di wilayah Moro-Moro sebagai bentuk keprihatinan terhadap perkembangan di Register 45. Prayitno menjelaskan, sebelumnya masing-masing umat beragama telah berdoa massal di tempat ibadahnya masing-masing. Kegiatan ini juga sekaligus untuk menunjukkan bagaimana kehidupan antar umat beragama di wilayah Moro-Moro, semangat kebersamaan dan saling menghormati memang telah terbina sejak dulu.
Eko Widianto, pengurus PPMWS hanya memfasilitasi kegiatan ini,pihaknya mendukung inisiatif dari para tokoh agama untuk menggelar doa bersama lintas agama ini. Di wilayah Moro-Moro selain agama Islam, juga terdapat agama Hindhu dan Kristen Protestan. Para tokoh inilah yang berinisiatif untuk menggelar doa bersama pada saat Hari Raya Idul Adha ini. Kegiatan ini merupakan bentuk keprihatinan akan perkembangan di Register 45. Seperti diberitakan sebelumnya tindak kekerasan telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa, tindakan ini tentunya harus segera dihentikan. Kekerasan hanya akan melahirkan masalah baru.
Acara ini diisi JUGA oleh ceramah agama yang disampaikan oleh Ustadz Prayitno, Pendeta Bambang Semedi dari Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS) dan Bapak Listiyono dari Parisadha Hindhu Dharma Indonesia (PHDI) Propinsi Lampung .
Dalam ceramahnya Ustadz Prayitno mengatakan dirinya berharap para pemimpin akan membuka mata, telinga dan hatinya ketika melihat masyarakat Moro-Moro yang belasan tahun hidup dalam ketidakpastian. Ia juga menghimbau umat beragama untuk senantiasa berdoa danm berusaha.Pendeta Bambang Semedi dalam khotbahnya mengatakan masyarakat Moro-Moro hendaknya tetap bersatu dalam perjuangan, jangan terpecah belah. Sementara Listiyono selaku tokoh agama Hindhu menyerukan umat Hindhu agar menjauhi tindakan kekerasan dan anarkis.
Acara yang digelar secara sederhana ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh para tokoh agama. Dalam acara ini juga tampak anak-anak dan perempuan antusias dan khusuk mengikuti ceramah dan doa bersama ini. Sepertinya mereka enggan beranjak dari tempat duduk masing-masing mengikuti doa sekaligus siraman rohani yang berlangsung sejak pukul 15.30 sampai 17.00 WIB itu.(*)
Dikutip dari Tribun Lampung Kamis, 18 November 2010 | 11:53 WIB