Silahkan dibagikanShare on whatsapp
Whatsapp
Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
40 orang petani pegiat pertanian organik dari berbagai daerah di Lampung Timur, Lampung Tengah dan Metro berkumpul di Wisma Centrum Sinode GKSBS Metro tanggal 23-24 September. Mereka bertemu,bertukar pengalaman dalam acara Temu Alumni Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) dan  Workshop Pasca Panen yang diselenggarakan oleh Yayasan Bimbingan Mandiri(YABIMA) Metro. Kegiatan ini sendiri terselenggara atas dukungan ICCO, sebuah lembaga nirlaba Belanda yang berkomitmen mendukung berbagai program YABIMA beberapa tahun terakhir..
Pinarno adi, Manager Program ICCO YABIMA menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah sebagai ajang silaturahmi bagi para pegiat pertanian organic, mereka adalah alumni dari SLPHT yang rutin diselenggarakan oleh YABIMA beberapa tahun terakhir. Pria yang akrab disapa Pino ini menjelaskan dalam workshop ini harapannya akan lahir komitmen bersama untuk bagaimana mengembang pertanian organic sekaligus membangun pasar bagi produk-produk organic yang telah dihasilkan.
Hadir dalam acara ini dua orang narasumber yakni Matiyus Satiman (pegiat pertanian organic) dan Ir Surono Danu dari Serikat Petani Indonesia (Sertani). Kedua narasumber ini hadir untuk memberikan berbagai pengalaman mereka dalam mengembangkan pertanian organic. Satiman  mengungkapkan untuk membangun pertanian organic keterkaitan dengan  peternakan sangatlah penting. Sementara Surono Danu mengajak para peserta merefleksikan praktek pertanian yang selama ini mereka lakukan.
Dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini para peserta tampak antusias mengungkapkan berbagai pengalaman mereka dalam mengembangkan pertanian organic, membangun rencana-rencana dalam pengembangan pertanian organic. Saino (32) dari Ikatan Petani Pelopor Organik lampung (IPPOL) mengungkapkan bahwa selama ini upaya mengembangkan pertanian organic meskipun lambat terus berjalan.IPPOL sebagai organisasi yang konsern terus berupaya meningkatkan kapasitas para petani untuk memiliki keterampilan dalam mengembangkan pertanian organic. Sementara Serun, seorang fasilitator pelatihan SRI dan SLPHT mengungkapkan, minat petani untuk mengembangkan pertanian organic dari tahun ketahun terus bertambah, hal ini dilatarbelakangi dengan semakin meningkatnya kesadaran untuk mengembangkan pertanian ramah lingkungan dan semakin mahalnya biaya produksi pertanian yang menggunakan asupan kimia.
Kegiatan ini difasilitasi oleh Sugianto seorang aktivis gerakan sosial, guna membantu merumuskan berbagai ide, pengalaman dan harapan dari peserta. Sugianto mengungkapkan sebenarnya para peserta  memiliki modal dasar, yakni keterampilan teknis, keyakinan untuk mengembangkan pertanian organic, kesadaran pelestarian alam. Disisi lain pasar untuk produk-produk organic juga kini telah bermunculan, hal inilah yang harus menjadi penambah semangat para peserta untuk terus mengembangkan pertanian yang ramah lingkungan.
Dalam pertanian ini dihasilkan berbagai rencana tindak lanjut untuk satu tahun kedepan ; yang harapanya akan menjadi panduan untuk mengawal berbagai komitmen yang telah di diskusikan selama dua hari tersebut. YABIMA berharap kedepan akan bermunculan berbagai produk-produk organic dari para peserta sekaligus akan muncul jaringan pasar bagi produk-produk yang dihasilkan dengan harga yang adil.
 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*