“Cerita tentang pengalaman keberhasilan seorang Peternak”
Bapak Mulyadi, seorang petani di Purwokencono yang sering dipanggil Cak Mul, sejak kelas 4 SD sudah mulai bekerja sebagai buruh serabutan dengan upah harian Rp. 3.000,-. Cak Mul pindah ke Desa Purwokencono Kabupaten Lampung Timur setelah menikah pada tahun 1999, dengan modal dua ekor sapi dari pemberian orang tuanya. Dari pernikahannya dengan Siti Romlah, ia telah dikaruniai dua orang anak yang bernama Lia dan Dwi.
Seiringnya berjalanya waktu, Cak Mul berkeinginan dan berfikir bagaimana caranya mendapat gaduhan ternak, karena disamping dapat membantu perekonomian keluarganya, maka ia juga akan mendapat hasil dari kotorannya. Kemudian ia masuk dan bergabung dengan Kelompok Sabahat Tani dampingan Yabima Indonesia dengan ketua Bapak Sugiyono.
Setelah kurang lebih satu bulan bergabung dengan Kelompok Sahabat Tani, tahun 2014 ia menerima gaduhan ternak sapi milik Yabima Indonesia. Ia memiliki keinginan yang kuat bagaimana caranya sapi yang ia pelihara ini bisa gemuk. Cak Mul pun menemukan cara tersendiri dalam memperlakukan dan memelihara sapi-sapinya. Pertama, dari pakan murni diberikan rumput hijau tanpa dicampur bahan apapun. Kedua, ia memberikan ramuan air putih dicampur dengan gula merah rutin 2 kali dalam satu minggu. Ketiga, alas dalam kandangnya diberi jerami agar kondisi badan ternak terasa hangat. Keempat, ia terbiasa memandikan sapinya setiap hari.
Bagi Cak Mul “Sapi Rojo Koyo” artinya orang tani kalau tidak memelihara ternak akan susah, karena tidak ada penghasilan tambahan. Menurutnya memelihara sapi betina lebih menguntungkan “bagi saya sapi betina itu mempunyai dua keistimewaan tersendiri yaitu punggung mengangkat pantat mengalir yang artinya punggung dapat digunakan untuk menarik beban grobak yang dibawanya untuk bekerja, dan pantat mengalir artinya dapat menghasilkan anak.” begitu ujar Cak Mul. Artinya dari satu induk sapi mendapatkan dua sekaligus keuntungan baginya.
Cak Mul merasakan banyak sekali manfaat dan keuntungan yang diperoleh dengan memelihara ternak milik Yabima Indonesia. Dari peremajaan ternak pada bulan September 2015, ia memperoleh keuntungan Rp. 4.680.000,- dari satu ekor anak jantan selama memelihara kurang lebih satu tahun. Dari hasil kotoran pupuk kandang, diperoleh kurang lebih 3.240 kg yang dipergunakan untuk memupuk tanaman singkong dan padi miliknya. Saat ini ia masih memelihara dua ekor sapi milik Yabima Indonesia. Hasil keuntungan memelihara ternak ini dapat ia gunakan untuk membantu membayar biaya sekolah anak-anaknya, renovasi rumah dan membiayai perjalanan orang tuanya pulang ke Jawa. “Sunguh luar biasa berkat dan hasil yang saya terima dari beternak. Tidak hanya saya yang merasakan tetapi keluarga saya juga ikut merasakannya. Terimakasih untuk Yabima.” begitu ujarnya sambil tersenyum penuh syukur.